Sri menduga penyebab sepinya pembeli adalah banyaknya toko pakaian di desa-desa dan meningkatnya penjualan online. Ia pun menambah jam buka dari pukul 07.00–14.00 menjadi sampai pukul 16.00 untuk mengantisipasi pembeli yang datang sore hari.
Namun, pedagang lain, Siti Mahmuda, merasa penjualan online tidak berpengaruh dan bingung dengan kondisi pasar yang sepi. Dia bahkan sudah tiga hari tidak ada pembeli sama sekali.
Sales pakaian Faidul Bari juga mengungkap penurunan pembelian di beberapa pasar seperti Pasar Kunir, Pasar Senduro, dan Pasar Baru Lumajang. Jika tahun lalu pelanggan bisa membeli pakaian dengan angsuran hingga Rp 10 juta, tahun ini hanya sekitar Rp 3-8 juta.
Pantauan menunjukkan para pedagang masih santai menunggu pembeli, bahkan ada yang sampai ketiduran.
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/sepuluh-hari-jelang-lebaran-nasib-pedagang-pakaian-di-pasar-baru-lumajang-sepi-pembeli/