* **Bonar Tigor Naipospos**, Wakil Ketua SETARA Institute, menilai pernyataan Megawati Soekarnoputri yang menyebut penguasa sekarang seperti Orde Baru ada benarnya soal kemunduran demokrasi, namun tidak separah era Soeharto.
Ia mengakui ada kemunduran dalam kualitas demokrasi, tapi kebebasan berpendapat, pers, dan oposisi masih ada.
* **Herry Mendrofa** (Direktur Eksekutif CISA) menganggap pidato Megawati sebagai respons atas situasi politik terkini yang dinamis dan penuh ketegangan. Menurutnya, peristiwa politik sekarang menunjukkan indikasi preseden buruk seperti era Orde Baru, terutama terkait intervensi politik penguasa pada lembaga negara.
Ia juga menyebut Pemilu 2024 dibayangi isu ketidaknetralan aparat dan mobilisasi aparatur negara untuk mendukung calon tertentu, yang mengingatkan pada praktik Orde Baru.
* Megawati sendiri menyatakan kekecewaan pada situasi politik saat ini, menegaskan bahwa Republik Indonesia penuh pengorbanan dan menyayangkan penguasa saat ini berperilaku seperti Orde Baru. Ia mengajak masyarakat menggunakan hak pilih dengan bijak, memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak dan pengalaman.
* **Danis TS Wahidin**, Pengamat Politik dari UPN Veteran Jakarta, memandang kritik Megawati wajar mengingat situasi Pemilu 2024 yang penuh benturan kepentingan namun masih ada upaya menjaga stabilitas politik.
Ia mencatat dinamika masyarakat saat ini terasa anomali dan retaknya hubungan Megawati dengan Jokowi berpengaruh besar di PDI Perjuangan, termasuk melemahnya elektabilitas Ganjar-Mahfud dan pergeseran kader serta relawan.
* Menurut Danis, PDI Perjuangan dan koalisi menghadapi tantangan serius dalam memenangkan Pemilu di tengah dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan alat negara. Ia menyarankan opsi politik seperti menarik menteri PDIP dari kabinet, membangun koalisi baru pasca putaran pertama, dan mengantisipasi berbagai skenario koalisi di putaran kedua.
* Namun di atas semua itu, Danis menegaskan tanggung jawab moral semua pihak untuk menjaga ketentraman bangsa dan persatuan pasca Pemilu demi melanjutkan agenda kebangsaan.
Secara keseluruhan, laporan ini menyoroti kemunduran kualitas demokrasi, risiko intervensi politik dalam pemilu, serta tantangan politik PDI Perjuangan dalam menghadapi Pemilu 2024, dengan harapan agar semua elemen tetap menjaga stabilitas dan persatuan nasional.