Hal itu disampaikan Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (Sekum APNI), Meidy Katrin Lengkey, yang secara khusus diundang dan menjadi pembicara dalamShanghai Metals Market?ÇôLondon Metal Market(SMM LME) Seminar, di St. Pancras Renaissance Hotel London Easton Rd, London, Selasa (10/10/2023).
Dalam paparannya pada diskusi berjudul?Ç£Will the Governmental Stimulus Policies Bring About a Shift in The Global Materials Supply Chain??Ç¥, Meidy menyampaikan, pasokannickel pig iron(NPI), untuk nikel kelas dua, bisa lebih dari 5 tahun.
?Ç£Kami sukses dan kami berhasil mewujudkan rencana pengolahan nikel dari hilir lebih dari 60 perusahaan, 60 pabrik. Dan, targetnya, lebih dari 136 pabrik pengolahan nikel akan dibangun di Indonesia,?Ç¥ ujarnya dengan bangga.
Namun, di balik kesuksesan tersebut, ia menjelaskan, timbul kekhawatiran akan keberlanjutan dari rencana pengolahan nikel tersebut. Karena, konsumsi nikel kita lebih dari 176 juta ton dan jumlah itu akan meningkat tiga tahun ke depan menjadi sekitar 400 juta ton bijih nikel.
?Ç£Kami sudah berhasil membangun pabrik pengolahan nikel. Kami kini menjadi besar yang penting dalam rantai pasokan listrik. Khusus untuk baterai, kami masih perlu berkolaborasi dengan negara lain. Kami memiliki nikel dan mineral lainnya, kami juga memiliki kobalt,?Ç¥ katanya.
Ia mengakui bahwa Indonesia memiliki sumber daya nikel dan mineral lainnya, tetapi negaranya masih mencaripartner, teknologi baru, dan khususnya konsepenvironmental, social, and governance(ESG) masa depan terkait pertambangan nikel khususnnya.