Spirit Berkomunitas Mesti Dijaga Bersama

Wilayah
Bali
Kategori
Tabanan
Penulis
Tidak diketahui
Tanggal
2023-11-21
Views
0
TABANAN, BALIPOST.com - Tabanan, yang dikenal sebagai daerah agraris dan lumbung beras, juga patut disebut sebagai lumbung seni. Daerah ini melahirkan banyak seniman bertalenta yang kesenimannya telah diakui di tingkat dunia, seperti penari Ketut Maria, pematung Nyoman Nuarta, sastrawan Gusti Putu Wijaya, dan perupa Made Wianta.

Perupa generasi berikutnya, seperti Putu Sutawijaya, Made Sumadiyasa, dan Gusti Nengah Nurata, juga turut memperkaya khazanah seni di Tabanan. Mutiara seni ini menjadi kebanggaan bersama dan diharapkan dapat menginspirasi seniman-seniman muda di Tabanan untuk mengembangkan diri, baik secara personal maupun melalui komunitas.

Kehadiran komunitas seniman Tabanan yang tergabung dalam Maha Rupa Batukaru diharapkan dapat semakin mempromosikan seni Tabanan di kancah regional, nasional, dan internasional. Sejak terbentuk beberapa tahun lalu, komunitas ini telah menggelar pameran seni rupa di berbagai tempat.

Dalam rangka mematangkan ide dan gagasan, Maha Rupa Batukaru bekerja sama dengan Pemkab Tabanan (Dinas Kebudayaan) menggelar sarasehan seni bertajuk "Bergerak Bersama Lumbung Seni Menuju Tabanan Era Baru." Kegiatan ini dilaksanakan pada 14 November 2023 di Gedung Kesenian Ketut Maria dan dibuka oleh Bupati Tabanan, I Komang Sanjaya.

Sebagai narasumber, I Putu "Leong" Sutawijaya, seniman kenamaan pemilik Sangkring Art Space Yogyakarta, dan Wayan Seriyoga Parta, dosen senirupa Universitas Gorontalo dan pendiri Gurat Institut, berbagi wawasan. Mereka didampingi oleh dua narasumber dari pengurus Maha Rupa Batukaru, yaitu Wayan Wijaya dan Wayan Susana.

Putu Sutawijaya menekankan pentingnya seniman untuk melahirkan diri mereka sendiri dan menjaga semangat berkomunitas. Ia menyatakan bahwa ketika anggota komunitas saling mendukung, karya seni dapat tumbuh subur dan dinikmati bersama. Menurutnya, seniman harus tahan banting dalam menghadapi berbagai situasi dan tetap optimis dalam menghasilkan karya-karya spektakuler.

Sutawijaya juga menekankan pentingnya memamerkan karya seni kepada publik melalui pameran, media sosial, dan di studio seniman itu sendiri. Ia menyarankan agar seniman memiliki art space yang strategis untuk memajang karya, meskipun tidak harus mewah. Dalam konteks ini, ia menyebutkan nama dua seniman tersohor, Made Wianta dan Nyoman Gunarsa, sebagai contoh.

Sebagai lulusan ISI Yogyakarta, Sutawijaya menegaskan bahwa tugas seniman adalah berkarya, dan setelah karya selesai, itu menjadi milik publik. Apa pun hasilnya, seniman harus menikmati prosesnya, terutama jika ada yang menghargai karya tersebut. Ini adalah bentuk syukur kepada Ida Sang Widhi Wasa.

Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/11/21/374493/Spirit-Berkomunitas-Mesti-Dijaga-Bersama.html

Tags: seni karya seniman tabanan sutawijaya