Adhy menegaskan bahwa Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan harga dan memastikan ketersediaan bahan pangan pokok. Pengawasan dan monitoring dilakukan secara berkala agar stok bahan makanan pokok seperti beras selalu tercukupi dan harga tetap terjangkau.
“Kita monitor untuk memastikan keterjangkauan dan ketersediaan bahan makanan pokok. Ini penting, juga memantau distribusi dan stok beras di gudang-gudang,” jelas Adhy.
Menurutnya, harga bahan pokok di Jawa Timur dan umumnya di Indonesia sudah mulai turun sejak awal Ramadan yang cenderung tinggi. Harga beras premium kini mendekati Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu sekitar Rp15.200 per kilogram, sementara beras medium sekitar Rp12.000 per kilogram. Barang lain yang mengalami deflasi antara lain cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam.
Adhy juga optimis dengan posisi Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional. Pemprov telah menerima bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dan pompa air dari Kementerian Pertanian untuk mendukung produksi optimal terutama menghadapi musim kemarau.
Sejak Januari, Pemprov Jatim rutin menggelar pasar murah di berbagai titik dengan total 34 kali pelaksanaan guna membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau.
Dalam apel virtual tersebut, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan bahwa harga bahan pokok di wilayah Jawa, Bali, dan Sumatra sudah terkendali meskipun ada beberapa kenaikan di titik tertentu. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyoroti penurunan produksi pangan akibat kekeringan, keterbatasan pupuk, dan regulasi yang belum optimal.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menambahkan, Gerakan Pangan Murah akan berlangsung hingga 9 April mendatang agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok menjelang lebaran.
Sumber asli: https://surabayaonline.co/2024/04/01/stok-dan-harga-bahan-pokok-di-jatim-stabil/