Head of Community AffairsHarita Nickel, Latif Supriadi, mengatakan, meski masih merupakandemonstration plot(demplot) atau proyek percontohan, hasil panen perdana kedelai program Taninusa ini berhasil melampaui rata-rata produksi kedelai nasional sebesar 16,70 kuintal/hektare atau 1,67 ton/hektare.
Program Taninusa diinisiasi oleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk (TBP) atau Harita Nickel bersama Kodim 1509/Labuha dan Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Selatan di Desa Panamboang.
Mengapa kedelai? Latif?ámenjelaskan, tanaman kedelai dipilih mengingat Kabupaten Halmahera Selatan masih mengandalkan pasokan kedelai dari luar daerah. Selama ini tidak ada catatan rata-rata produktivitas jagung dan kedelai Provinsi Maluku Utara yang tercatat di BPS.
Kebutuhan inilah yang dijawab oleh program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Harita Nickel yang mengintegrasikan konsep pertanian terpadu. Perusahaan melakukan pendampingan kepada kelompok binaan dari hulu ke hilir, meliputi kelompok petani, nelayan, dan UMKM, yang dihubungkan dengan perusahaan sebagai pasarnya. Hasil panen kedelai ini selanjutnya akan dibeli oleh UKM binaan perusahaan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu untuk disuplai ke kantin karyawan Harita Nickel.
?Ç£Kebutuhan kedelai kami disitePulau Obi mencapai 24 ton per bulan. Petani tidak perlu khawatir karena berapa pun jumlah panennya akan kami beli,?Ç¥ ujar Latif yang disambut tepuk tangan tamu undangan dan anggota kelompok tani yang hadir.