Menanggapi krisis iklim global, pemerintah kota Surabaya bersiap dengan melakukan lokakarya internal untuk membangun ketahanan masyarakat menghadapi panas ekstrem. Dedi Irianto, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Surabaya, menyatakan bahwa informasi mengenai antisipasi cuaca panas disampaikan kepada anggota di 31 forum komunikasi kecamatan di Surabaya.
Kader Surabaya Hebat (KSH), yang merupakan perpanjangan tangan Dinas Kesehatan, juga aktif memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat tentang cara mewaspadai cuaca panas. Nanik Sukristina, Kepala Dinkes Kota Surabaya, mengungkapkan bahwa penyakit yang perlu diantisipasi akibat cuaca panas antara lain ISPA dan diare. Dinkes memberikan edukasi tentang langkah-langkah preventif seperti menjaga kebersihan, mencuci tangan, dan minum air mineral yang cukup.
Selain itu, menjaga daya tahan tubuh menjadi fokus organisasi perangkat daerah di lingkungan pemkot. Laksita Rini Sevriani, Kepala BPBD Kota Surabaya, melaporkan bahwa laporan darurat medis meningkat pada bulan Oktober, dengan banyak laporan terkait kondisi kesehatan yang memburuk akibat cuaca panas.
Dalam diskusi yang diadakan, Dedi menjelaskan bahwa penyiraman jalan pada siang hari tidak lagi dilakukan karena berbahaya. Penyiraman kini dialihkan ke tanaman dan dilakukan pada malam hari untuk memaksimalkan penyerapan air. Dedi juga mengingatkan masyarakat untuk melakukan mitigasi kebakaran yang mungkin terjadi akibat cuaca panas ekstrem.
Sebagai penutup, Rini mengimbau masyarakat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, menggunakan pelindung diri, dan memastikan asupan air mineral yang cukup.
Sumber asli: https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2023/surabaya-hadapi-cuaca-ekstrem-antisipasi-dan-edukasi-jalan-beriringan/