Putra mengalami luka tembak di bokong kiri dan sempat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Kendari. Namun, nyawanya tidak tertolong dan meninggal pada Minggu sore, 26 November 2023 sekitar pukul 16.40 Wita.
Jenazah Putra dimandikan, dikafani, lalu dibawa dari RS Bhayangkara Kendari ke dermaga di Kota Kendari menggunakan mobil ambulans. Selanjutnya, peti jenazah diseberangkan ke Desa Cempedak memakai perahu rakit milik warga. Saat tiba di desa, keluarga dan masyarakat yang sudah menunggu di dermaga tak kuasa menahan tangis, hingga terdengar tangisan histeris terutama seorang ibu yang menangisi Putra.
Keluarga korban, Herman Pambahako, menyatakan ada empat nelayan yang terkena tembakan peluru polisi, yaitu Maco (39), Putra (16), Ucok (24), dan Alung (16). Maco meninggal di tempat kejadian, sedangkan Putra meninggal setelah sehari menjalani perawatan. Herman menyesalkan tindakan aparat yang berdalih membela diri dan menuntut penjelasan jelas soal alasan penggunaan tembakan yang menyebabkan kematian.
Herman juga menilai ada kejanggalan karena ditemukan luka-luka lain di tubuh korban selain luka tembak. Ia menegaskan pihak keluarga yakin ada kejadian lain yang perlu diusut secara tuntas di luar penembakan yang terjadi.
Kesimpulan:
Insiden menewaskan dua nelayan (Maco dan Putra).
Ada 4 nelayan yang tertembak peluru polisi.
Keluarga korban mempertanyakan alasan penggunaan senjata api dan menuntut kejelasan.
Ditemukan luka mencurigakan selain luka tembak yang diduga menandakan ada kejadian lain.
Warga dan keluarga sangat berduka atas meninggalnya Putra.