Tren Quiet Quitting dan Dampaknya pada Kinerja Organisasi

Wilayah
Sumatera Utara
Kategori
PENDIDIKAN
Penulis
SMN_RY22
Tanggal
2024-12-22
Views
327
Berikut rangkuman artikel tentang fenomena quiet quitting:

Fenomena quiet quitting adalah kondisi di mana karyawan secara diam-diam mengurangi usaha dan keterlibatan di tempat kerja tanpa secara resmi mengundurkan diri. Ini menjadi tren terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang menginginkan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Penyebabnya antara lain kurangnya pengakuan, keseimbangan hidup yang buruk, ketidakjelasan peran, minimnya peluang karir, dan kurangnya dukungan di tempat kerja.

Ciri utama quiet quitting adalah karyawan tidak mau bekerja melebihi tugas yang ditentukan, kehilangan semangat, dan menolak tanggung jawab tambahan. Fenomena ini bisa berujung pada great resignation (pengunduran diri besar-besaran).

Gen Z sangat terlibat karena mereka lebih sadar akan kesehatan mental dan berani menolak budaya kerja yang berlebihan. Mereka merasa usaha mereka kurang dihargai sehingga memilih quiet quitting sebagai bentuk perlawanan.

Untuk mengatasi quiet quitting, perusahaan perlu membangun komunikasi terbuka, mendengarkan keluhan karyawan, menetapkan ekspektasi realistis, menghargai kontribusi, mendukung keseimbangan hidup kerja, dan menyediakan peluang pengembangan karir. Proses seleksi juga penting agar perusahaan mendapatkan karyawan yang memiliki mindset sesuai nilai perusahaan.

Penulis: Mahasiswa Magister Ilmu Manajemen FEB Universitas Sumatera Utara, bimbingan Prof. Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec.

Sumber asli: https://suaramedannews.com/tren-quiet-quitting-dan-dampaknya-pada-kinerja-organisasi/

Tags: kerja karyawan perusahaan quitting quiet