Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sekitar 17.500 pulau, garis pantai sepanjang 108.000 km, serta populasi 281 juta jiwa, Indonesia berada di jalur laut utama yang menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, dan Oseania.
Indonesia juga memiliki cadangan mineral yang melimpah untuk mendukung transisi energi global dan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang besar. Cadangan nikel Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, cadangan timah nomor dua, bauksit nomor enam, tembaga nomor tujuh, dan potensi energi terbarukan mencapai 437,4 GW.
Hal ini disampaikan oleh Asisten Deputi Pertambangan Kemenko Marves, Tubagus Nugraha, dalam paparannya berjudul *Nickel and the Global Energy Transition: Indonesia’s Leading Role* pada ASEAN Ni-Cr-Mn-Stainless Steel Industry Chain Summit 2023 di Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali, Selasa (28/11/2023).
“Pemerintah Indonesia melakukan transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam untuk membentuk ekosistem industri bernilai tambah tinggi. Industrialisasi dilakukan berbasis komoditas bernilai tambah tinggi menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks,” ujar Tubagus.
Ia menjelaskan, ke depan kebijakan hilirisasi akan diarahkan pada pembangunan basis industri bernilai tambah tinggi untuk mendukung digitalisasi ekonomi dan tren ekonomi hijau, serta mengalokasikan sumber energi rendah emisi bagi industri tersebut.
Tahap selanjutnya, kata Tubagus, adalah membentuk *talent pool* yang berkualitas dengan menyaring lulusan sarjana teknik dan sains agar dapat bekerja di perusahaan teknologi kelas dunia.
Permintaan nikel global yang terus meningkat mendorong Indonesia meningkatkan produksi. Indonesia menjadi produsen dan eksportir nikel terbesar di dunia. Pada 2022, Indonesia mengekspor 5,18 juta ton MHP (Mixed Hydroxide Precipitate) dan 2,57 juta ton nikel matte.
Tubagus merinci kapasitas produksi nikel Indonesia pada 2023 diperkirakan mencapai 2,2 juta ton logam nikel. Beberapa kawasan industri utama dan kapasitasnya antara lain:
* **Weda Bay Industrial Park (IWIP)** – 720.000 ton (600.000 ton RKEF, 120.000 ton HPAL)
* **Morowali Industrial Park (IMIP)** – 590.000 ton (500.000 ton RKEF, 90.000 ton HPAL)
* **Virtue Dragon Nickel Indonesia (VDNI) & OSS** – 350.000 ton
* **Gunbuster** – 187.500 ton
* **Obi (Harita)** – 175.000 ton (120.000 ton RKEF, 55.000 ton HPAL)
* **Vale** – 77.000 ton (RKEF)
* **Lainnya** – 109.000 ton
Namun, ketersediaan pasokan bijih nikel akan menjadi tantangan. Konsumsi bijih nikel pada 2023 diperkirakan 187 juta ton untuk menghasilkan 1,75 juta ton logam nikel. Dengan proyek pengolahan baru yang tengah dibangun, kebutuhan bijih nikel diperkirakan melonjak hingga 290 juta ton dalam 1–2 tahun mendatang.
Pertanyaan besar yang muncul: apakah cadangan bijih nikel Indonesia cukup untuk memenuhi lonjakan permintaan tersebut?
Sumber asli: https://nikel.co.id/2023/11/28/tubagus-nugraha-pertanyaannya-apakah-cadangan-bijih-nikel-kita-cukup-penuhi-kebutuhan/