Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, menjelaskan bahwa komoditas penyumbang utama inflasi di Sultra sepanjang tahun adalah:
- Beras (1,49%)
- Sigaret kretek mesin (0,39%)
- Mobil (0,12%)
- Sawi hijau dan angkutan udara (masing-masing 0,10%)
Namun, tidak semua komoditas mendorong inflasi. Beberapa justru menjadi peredam laju inflasi, seperti:
- Ikan kembung
- Ikan layang
- Ikan bandeng
- Telur ayam ras
- Angkutan udara dan cabai rawit
Secara bulanan (month-on-month), inflasi Sultra pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,62 persen, dengan beras sebagai penyumbang terbesar (0,65%), diikuti oleh telur ayam ras (0,09%) dan kangkung (0,05%).
Menariknya, pada bulan Desember 2024, inflasi tahunan Sultra justru turun menjadi 1,05 persen, menempatkan provinsi ini di peringkat ke-7 terendah secara nasional. Stabilitas ini dinilai sebagai hasil kerja keras Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan sinergi lintas sektor yang menjaga pasokan dan distribusi barang tetap lancar.
Penjabat Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, menyampaikan apresiasinya terhadap capaian ini. Ia menekankan pentingnya intervensi pasar, komunikasi efektif, dan penguatan koordinasi antar daerah untuk menjaga stabilitas ekonomi di Bumi Anoa.
Sumber asli: https://kendariinfo.com/update-maret-2024-inflasi-di-sultra-pada-angka-293/