Sutrisno menjelaskan bahwa Fitriani telah putus kontak dengan keluarganya sejak setahun lalu, tepatnya pada tahun 2022. Ada sejumlah kejanggalan yang dialami oleh keluarga korban yang membuat mereka meyakini bahwa pelaku adalah suaminya. Salah satu kejanggalan tersebut adalah ketika Sutrisno sempat berbicara melalui telepon dengan adiknya, namun panggilan tersebut diangkat oleh Rehan. Saat Sutrisno meminta izin untuk berbicara dengan Fitriani, Rehan selalu beralasan bahwa Fitriani tidak ada di rumah.
Rehan juga berusaha menghalangi komunikasi antara anak-anak Fitriani dan Sutrisno. Ketika Sutrisno meminta izin untuk menghubungi Fitriani, Rehan mengklaim bahwa Fitriani telah meninggalkan rumah dan pergi bersama laki-laki lain. "Saya sempat komunikasi dengan Rehan, agak lama, saya lupa waktunya. Saya tanyakan adik saya, tapi suaminya beralasan bahwa adik saya kabur dari rumah dan pergi bersama laki-laki lain," ungkap Sutrisno.
Mendapat informasi tersebut, Sutrisno merasa curiga karena ia mengenal Fitriani sebagai sosok yang penurut, baik, dan peduli terhadap sesama. Ia juga memantau aktivitas media sosial Fitriani, namun merasa aneh karena nomor WhatsApp-nya aktif tetapi tidak pernah membalas pesan yang dikirimkan.
Pada tahun 2022, Sutrisno benar-benar kesulitan untuk menghubungi Fitriani dan Rehan. Belakangan, tersebar informasi di media sosial mengenai penemuan kerangka wanita dalam rumah milik Rehan dan Fitriani, yang ternyata telah dijual oleh Rehan kepada orang lain. Sutrisno meyakini bahwa jasad tersebut adalah adik tercintanya. "Saya sudah yakin memang kalau itu adikku. Jadi, saya duga kuat kalau pelakunya itu adalah suaminya Fitriani ini," paparnya.
Saat ini, kasus tersebut masih dalam penyidikan oleh jajaran Polres Blitar Kota, Polda Jatim. Belum ada penetapan tersangka, namun sejumlah saksi telah dimintai keterangan, termasuk suami Fitriani sendiri.