Menurut pengacara korban, Dimas Yemahura, DSA dan RT memiliki hubungan asmara, namun motif di balik penganiayaan tersebut masih dalam penyelidikan polisi. Peristiwa tragis ini bermula ketika keduanya pergi ke sebuah tempat karaoke di Surabaya Barat, di mana mereka terlibat cek-cok. Dimas menyebut bahwa penganiayaan diduga sudah terjadi di dalam ruangan karaoke tersebut.
Dimas juga mengungkapkan bahwa ada rekaman video yang menunjukkan RT menertawakan DSA yang terkapar di basement parkiran. Dalam video tersebut, terlihat bekas injakan di lengan korban. Sayangnya, petugas keamanan di lokasi tidak segera mengamankan korban dan membiarkannya dimasukkan ke dalam bagasi mobil milik pelaku.
Setelah membawa DSA ke apartemen, RT melihat kondisi korban semakin lemas dan kehilangan kesadaran. Ia kemudian membawa korban ke National Hospital, di mana DSA dinyatakan meninggal dunia sekitar 30-40 menit setelahnya. Pengacara korban menemukan luka lebam di sekujur tubuh DSA, yang menunjukkan indikasi penganiayaan berat.
Pihak manajemen tempat karaoke telah menyerahkan rekaman CCTV kepada polisi untuk membantu penyelidikan. AKBP Hendro Sukmono, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, menyatakan bahwa pihaknya telah mengantongi rekaman CCTV dari lima titik, termasuk lokasi hiburan malam, lobby, basement parkiran, apartemen korban, dan rumah sakit.
Kasus ini masih dalam penyelidikan, dan pihak kepolisian berusaha mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap kronologi kejadian secara jelas.